My Comitmen

Dakwah adalah poros kehidupan. Di jalan dakwah kubahagiakan orangtua, dijalan dakwah kutemukan asa, cita dan cinta
*******
"Resopa temma ngingi namalomo naletei pammase Dewata"
(Usaha keras dan terus menerus menjadi jalan mudahnya pertolongan Allah swt)

Senin, 02 Januari 2012

HAM DAN DEMOKRASI, IDE YANG TERBANTAHKAN!!!


HAM dan Demokrasi, dua konsep pemikiran yang terus saling bergandengan tangan. Hak Asasi Manusia itu sendiri lahir dari konsep kebebasan yang dianut oleh DEMOKRASI. Sebuah konsep yang memandang bahwa manusia memiliki hak yang wajib dilindungi oleh negara dan harus dihormati pelaksnanaanya. HAM ini sendiri merupakan derivasi dari Demokrasi dimana konsep demokrasi sangat erat kaitannya dengan kebebasan. Wajar karena konsep ini muncul akibat adanya bentuk ketidaksetujuan masyarakat dengan konsep monarki dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh raja dan gereja di Eropa pada tahun 1783. Sehingga pada waktu itu Amerika yang dipimpin oleh Abraham Lincoln bermetamorfosis menjadi negara demokrasi dengan slogan Democracy is from the people, by the people and for the people (demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakayat) (Husain Matla dalam Demokrasi Tersandra, 2007)

Sejak perkembangannya konsep kebebasan dalam demokrasi ini kemudian melahirkan 4 point yaitu kebebasan beragama, kebebasan berprilaku, kebebasan berpendapat, dan kebebsan kepemilikan. Inilah yang menjadi pijakan dari Hak Asasi Manusia. Namun apakah benar ide HAM ini memberikan cahaya harapan bagia kehidupan ummat??? Mari kita singkap keempat konsep yang diagung-agungkan ini;

Pertama, kebebasan beragama. Kebebasan beragama merupakan kebebasan yang dimiliki oleh seseorang untuk memeluk agama dan kepercayaannya serta bebas untuk  beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya tersebut. Tapi ironis ternyata tidak sampai disitu. Kebebasan beragama akhirnya dijadikan jalan oleh seseorang untuk keluar dari agama Islam (murtad). Negara tidak peduli, masyarakat apalagi. Karena dalih HAM orang bebas pindah agama, bahkan jangan heran jika ada orang yg paginya dia Islam malamnya di Kristen dan besok paginya kembali kepada Islam. Atas nama HAM juga banyak sekte-sekte agama yang berkembang bahkan memggunakan motif permainan uang. Para jama’atnya di beri iming-iming masuk syurga asalkan membayar sejumalah besar uang.

Kita sibak konsep yang kedua, kebebasan berprilaku. Dengan dalih HAM orang bebas untuk melakukan aktifitas seksual dengan siapa pun yang dia senangi, tanpa peduli dosa atau pun dampak yang akan ditimbulkan.  Atas nama HAM penyebaran HIV AIDS tidak terbendung bahkan datanya mengalami peningkatan. Periode Juni 2011 saja secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 26.483 kasus dari 33 provinis dan 300 kabupaten/kota (Laporan Perkembangan HIV & AIDS Kementrian Kesehatan RI Nomor PM.02.07/D/III.2/1446/2011). Fakta ini pun semakin tekondisikan mengingat semakin marakanya tempat kemaksiatan. Diperparah lagi akibat perturan yang diterapakan memuluskan jalan kearah kemaksiatan ini. Mengapa tidak keberadaanya dilegalkan oleh UU dan menjadi sumber pendapat pada tingkat daerah (diskotik dan klab malam tarif pajak 35%)

Konsep yang ketiga kebebasan berpendapat, kebebasan ini berimplikasi pada bebasnya seseorang menyuarakan aspirasi tanpa dibatasi karena negara memberikan jaminan untuk hal tersebut.  Dengan dalih kebebasan berpendapat dan bertingkah laku maka wajar jika Jyiland Posetn Denmark memuat 12 karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw.

Keempat kebebasan kepemilikan, adanya kebebasan kepemilikan menjadikan siapapun orangnya bebas memiliki barang atau jasa selama dia memiliki kemampuan untuk hal itu. Maka dengan dalih kebebasan kepemilikan, seorang konglomerat bierhak untuk membeli pulau bahkan negara, dengan dalih kebebsan kepemilikan maka salah satu harta bangsa Indonesia berupa lumbung emas di Papua dikuasai oleh perusahaan/cooporat besar milik Amerika yaitu Freeport, dengan dalih kekebebasan kepemilikan kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya semakin terbuka lebar.

***

Lantas apa yang membuat negeri ini tetap mempertahankan Ide HAM dan DEMOKRASI??? Yang sudah jelas hanyalah sebuah kamuflase dari sebuah konsep kehidupan yang bobrok..

            Wallahu a’laam bi ash shawab

Tidak ada komentar: